Jumat, 08 November 2013

New Huanzhu Gege

NEW HUAN ZHU GEGE 


TA CIA CI SIANG!!!  ( Salam Sejahtera semuanya )
TA CIA WAN SOI, WAN SOI WAN WAN SOI ( Semuanya panjang umur )

Wahahaha
Ga asing kan sama sapaan itu? 
Yoi.... itu salam khas kekaisaran yang sering bener kedengeran di film Huanzhu Gege 
Siapa yang ga tau Huanzhu Gege...?
Film tentang Putri kaisar di zaman Manchu, di bawah pemerintahan Kaisar Chien Long

Nah, tahun 2012 , serial yang sempet booming di tahun 2000 itu di remake lagi, dengan judul New Huanzhu Gege. 


Aku ga tau apa sebenarnya tujuaan Ching Yao, si penulis kisah Huanzhu gege ini ngeremake total.


Jujur, sangat mengecewakan. Emang sih pemeran YungQi alias Wu A Ge atau pangeran kelima ini lumayan ganteng ( tapi aku lebih suka si Alec Su sama Leo Ku . wahahaha ).


Aku beli DVD nya karena penasaran di remake jadi gimana, total 10 DVD. dan episode yang paaaanjangggg.


Oke, pertama aku mau nulis sedikit soal isi ceritanya...


Secara garis besar sih inti ceritanya sama, Ce Wei ke Beijing bareng Cinsuo untuk nyari papa nya, ketemu dengan Xiao Yen Ce, terjadi kesalah pahaman, Xiao Yen Ce malah jadi seorang Gege, Cewei bertemu dengan Erkang, jatuh cinta dan berhasil masuk istana sebagai dayang bersama Cinsuo. Setelah melewati berbagai macam masalah, akhirnya Cewei diakui sebegai putri Kaisar.


Setidaknya seperti itu cerita di Huanzhu gege tahun 2000-an. Nah kalau di New Huanzhu gege beda lagi...

Di New Huanzhu gege, ada penambagan karakter.Yang pertama adalah orang bule bernama Benjamin, sahabat Wu A Ge.

Ini penampakannya :




Karakternya di sini selain menjadi sahabat Wu A Ge, juga sebagai pelukis Istana. 
Menurutku ini karakter yang 'ga penting' banget wuahahaha kejam ye? Yah abis aneh aja ada bule gentayangan di cerita kekaisar-an.. Wahaha
Jujur aja aku ga suka banget sama karakter Benjamin ini...


Penambahan kasim di Sufangcai
Kalau di Huanzhu Gege, kasim nya cuman dua, maka di New, ada 4, dan sama si New Xiao Yen Ce, dijuluki 4 orang jenius : Xiao Deng Zi, Xiao Wen Zi, Xiao Zhuo Zi, Xiao Chong Zi, oyah 4 karakter ini punya Image Song nya, aku ga tau apa judulnya , tapi liriknya sih menggambarkan pemberiaan hormat ke Kaisar, Permaisuri, Selir, Age dan Gege.


Mungkin Ching Yao bermaksud menambah kelucuaan di New, tapi malah jadi agak konyol. Hahaha...


Ini penampakannya :










Dari kiri Miyue, Chaisia, Cewei dan Cinshuo.

Selain itu masih banyak penambahan karakter, seperti guru nya Benjamin, Kepala koki istana, dantabib istana yang arogan.

Perubahan cerita di new :

Wu A Ge menikah duluaan sama cewek pilihan Ibu Suri sebelum mereka kabur dari Istana karena kasus Hansiang.
Ibu Suri dan Ching Er sudah berada di Istana ketika Cewei masih menjadi dayang.
Xiao Yen ce cs udah kenalan sama Hsiao Cien di awal2 episode.
Ching er ikutan jalan-jalan bersama rombongan kaisar, yang kasus Cewei hampir meniniggal karena ditikam pisau.
Nama Mengdan jadi Meng erl Dan.
Nama 2 dayang Hansiang juga berubah.

Lagu ost nya masih sama seperti Huanzhu gege 1 2 dan 3. Hanya saja dinyanyikan oleh artis di New.

Soal akting, versi Vicky Zhao dan Ruby Lim jauh lebih mantep. Aku pribadi jauh lebih suka versi Vicky Zhao, kalau di new, muski adegan sedih tapi mimik wajah artisnya ga keliatan, malah akting nya terasa kaku.

Meng er dan ( Meng Dan ) pacar nya Hansiang keliatan bener kaya anak-anak, sedangkan yang jadi Hanxiang ketuaan. Pemeran Xiao yen ce juga keliatan bandelnya dipaksaiin, yang jadi Cewei ga keliatan lemah lembutnya, begitu juga dengan Ching erl.

Ada adegan Chingerl nangis sambil nunggu Xiao Yen Ce cs di halaman istana,kukira si Ching erl lagi ketawa eh ga tau nya itu akting nangis (-_-)

Paling keren mungkin cuman Wu A Ge, wibawa nya sebagai pangeran pas banget.

Jujur aja , kecewa sama New PHGG, aku nontonnya banyakan di next2 terus, boring banget. Kalau misal didukung sama akting yang mantep mungkin masih bisa nutupin kekurangan yah..
Adegan Xiang Fei bunuhdiri karena bajunya di paksa lepas sama Permaisuri juga aneh bener, bisa yah orang loncat dari balkon sempet balikin bdan di tengah2 udara kek kucing... hihihi



Ini penampakan semuanya :

Kiri ke kanan : Erl Khang, Ce Wei, Xiao Yen Ce, Wu A Ge


Han Xiang, selir Kaisar yang beragama Islam, Xiang fei niang niang ( Selir Harum Xiang )
Ada yang unik disini, dimana pemeran Han Xiang menulis surat buat Meng Dan pake bahasa Arab, dan Hang Xiang juga mengucapkan kata-kata perpisahan dalam bahasa Arab ketika di'hadiah'i kematiaan oleh Ibu Suri.

Aku suka sama Selir Xiang di Huanzhu gege yang dulu, sayang, pemeran aslinya udah meninggal karena kecelakaan

Alm. Liu Dan as Han Xiang

Ini dia , Lao Fuo Ye alias Ibu Suri.... hohoho sereman mana sama versi lama nya? 
Termasuk artis besar lho. Dia yang jadi Xie Ghe, novel klasik Ching Yao..

Huang Hou niang niang alias Permaisuri 
Yang dulu jauh lebih berwibawa.

Ching Erl, cantikkan yg versi dulu ....

Rebecca Wang as Ching Erl 

Biasanya aku suka bener sama cerita yang di buat Ching Yao, tapi untuk yang satu ini.... aaahh ChingYao kenapa ga nulis cerita lain aja...??

Emang sih ga boleh membandingkan, tapi toh aku dlo sempet tergila-gila sama Putri Huanzhu. Dan baru baca ulang novel nya hihihi..

Aku juga nonton HZGG 3. Karena masih berhubungan sama yg 1 dan 2, muski banyak pemeran yg diganti .. tapi lumayan deh...


Dari semua pemeran di Huan zhu gege versi lama, aku suka banget sama Hsio cien, sayang di HZGG 3 artisnya diganti, untung pemeran ChingErl nya tetap, hohoho. Leo Ku juga cocok banget jadi pangeran.

Oiyah, Ruby Lim jadi Cameo di New PHGG lho, jadi Mama nya Xia Ce Wei, Xia Yu He :D

Buat yang penasaran, coba nonton saja, semua yang saya nulis cuman pendapat pribadi... ^^

Rate ku buat all Huanzhu Gege cersi
Huanzhu Gege 1 : 8/10
Huanzhu Gege 2 : 8/10
Huanzhu Gege 3 : 7/10
New Huanzhu gege : 3/10

Sekali lagi, ini cuma pendapat pribadi... :D








Selasa, 24 September 2013

My lovely sister




Tanggal 23 - 9 - 2013.. Saya menonton acara Hitam Putih yang dipandu oleh Deddy Corbuzier. Di episode hari itu diceritakan tentang Cancer..

Ingatan saya kembali melayang kepada sosok adik ku , yang selama setahun 2 bulan melawan cancer nya..

Cancer...

'Tamu' yang sangat ga diinginkan ini memperkenalkan diri dari adikku...

Saat itu bulan 10 tahun 2011... Aku masih berada di Jakarta karena urusan pekerjaan. 

Aku tau kalau adikku baru saja CT Scan karena batuk yang tidak kunjung berhenti, dan aku tau hasilnya keluar semalam, tapi tidak ada firasat apapun, karena pihak keluarga juga tidak memberitahu.

Paginya, setelah berangkat ke tempat kerja, kakakku telepon. Dia memberitahuku hasil scan adikku kemungkinan besar Cancer Paru-paru.

Saat itu juga, aku membeku, semua pikiran menakutkan menghantui, dan detik berikutnya aku tau aku mulai menangis.

Kakakku menyuruhku berdoa, dan memberitahu kalau adikku belum tau soal hasil nya. Aku meninggalkan pekerjaanku dan terus menangis sendiriaan di toilet.

Aku berdoa dalam tangis, memohon kemurahan hati Buddha, berharap hasil dari dokter di salah satu rumah sakit medan salah.

Siang harinya, mama dan adikku berangkat ke Malaysia. Untuk mengecek ulang disana.

Aku mulai mencari-cari di Google, semua soal cancer itu, aku tetap optimis kalau adikku tidak mungkin sakit cancer. 

Lidia, nama adikku. Dia anak ke 4 dari 6 bersaudara, mempunyai saudara kembar bernama Linda.

Lidia anak yang baik, dia tidak merokok, bahkan sangat membenci asap rokok. Juga tidak suka keluyuran di malam hari, benar-benar type anak rumah yang polos, bagaimana mungkin bisa sakit cancer?

Tapi kenyataan memang sangat pahit, dua hari kemudian hasil dari rumah sakit di Malaysia keluar, Lidia mengidap kanker paruparu stadium 4, dan dokter memprediksi, umur Lidia hanya tahan setahun.

Sejak lahir, Lidia mempunyai 'tanda lahir' seperti tambahan sedikit daging di dekat punggungnya, dan menurut dokter, daging itu 'tumbuh' di dalam badan Lidia dan berhenti di Paru-paru.

Saat itu, aku menangis sejadinya di depan pintu masuk rumah sakit, tidak perduli dengan mata orang yang melihat.

Lidia sedang di dalam, di ruang tunggu, dan tentu saja , dia tidak diberi tahu soal semua ini.

Aku berdiri di belakangnya, dia sedang bbm an di atas kursi roda. Aku berusaha tegar, tetap tersenyum dan menghampirinya. Lidia tidak boleh melihatku menangis.

Di apartman, aku dan pacar Lidia,Tony. Memberitahu kenyataan ini kepada Mama. bagaimanapun hal ini tidak bisa disembunyikan.

Pacar Lidia yang memberitahu semuanya, sedangkan aku tidak kuasa menahan airmata. Mamaku tidak menangis, tapi aku tau didalam hati mamaku pasti menangis keras. Saat itu Lidia berada di kamar.

Saat kami harus mengatakan kepada Lidia kalau dia mengidap Cancer, rasanya sangat berat. Lidia menangis sebentar, lalu mengatakan dengan tegas kepada mama ku, "Mama tenang, aku pasti bisa mengalahkannya".

Setelah melakukan khemo pertama, akhirnya kami kembali ke Medan, dan karena kerjaan, aku kembali ke Jakarta.

Berikutnya keluarga kami membaca semua tentang cancer, mengechek semua makanan herbal, membaca cerita soal orang-orang yang berhasil sembuh.

Segala cara kami lakukan, pengobatan herbal, alternatif dan semua makanan herbal kami berikan kepada Lidia.

Daun sirsak, Xantom, dan lain sebagainya, bahkan vitamin herbal seperti 4life.

Kami juga membawa Lidia ke yoga, dengan harapan bisa membantu pertahanannya, Lidia juga sangat semangat mengikuti yoga.

Lidia juga tetap optimis, ceria dan tegar. Khemo yang dilakukan berkali-kali tidak membuat rambutnya rontok.

Bulan 3, 2012. Kami kembali mendapat pukulan, Paman ku, adik dari Mamaku yang paling baik tiba-tiba meninggal karena penyakit jantung.

Saat itu aku juga hanya bisa berdoa dan menangis, karena posisi saat itu berada di Jakarta, aku tidak bisa melayat.

Dua minggu kemudiaan, tanggal 10 bulan 4 tahun 2012, kembali cobaan datang. Keluarga almahum Paman, Istri paman, 3 anak paman, 2 kakak istri paman dan Nenek pihak Mama , semuanya meninggal karena kebakaran.

Nenek, Paman, Istri Paman, 3 anak paman, Chelsy, Chelson dan Chester. Mereka sangat dekat dengan keluarga kami.

Saat itu aku sudah memutuskan untuk resign dari kerjaan saya dan kembali ke Medan, begitu banyak kejadiaan membuat saya tidak sanggup lagi sendirian di Jakarta.

Pulang ke Medan, saya menemani Lidia, Lidia sangat menyukai artis-artis Jepang, seperti Yamashita Tomohisa dan AKB48, bahkan nickname nya dia tambahkan nama 'Yamashita'nLidia juga sangat suka Hello Kitty,dan warna pink.

Beberapa kali Mama dan Lidia pulang pergi Medan Penang Medan untuk khemo nya, dan pada sesi pertama berakhir, dokter mengatakan tidak perlu khemo lagi.

Saat itu kukira ada sedikit harapan untuk kesembuhannya, tapi setelah dua bulan tanpa khemo, kondisi cancer Lidia bertambah dan dokter menyarankan untuk khemo lagi, tapi Lidia menolaknya.

Akhirnya kami dikenalkan dengan seorang sinse di Malaysia, yang menurut berita sudah menyembuhkan banyak orang.

Kami membawa Lidia kesana, dan saat menkonsumsi obat dari sinse itu, kondisi Lidia menjadi lebih baik, namun itu hanya sementara.

Pada kunjungan kedua, kondisi Lidia sudah mulai menurun, bahkan kunjungan kedua, Lidia sudah duduk di kursi roda karena berjalan sedikit saja, membuatnya sangat capek dan sesak.

Aku ingat suatu hari, ketika berdua saja dengan Lidia, Lidia menanyakan hal ini kepadaku, "Mama capek ga ya urusin aku? Bosan ga ya?".

Jujur, aku ingin menangis mendengar perkataan Lidia, sambil berusaha biasa, ku bilang "Nggak lah, kalau bukan kita, keluarga yang mendukung siapa lagi? Jangan mikir gitu, pikir hal yang positif saja".

Dengan kondisinya yang tidak jelas penyembuhannya, akhirnya Lidia memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan pacarnya.

Lidia mengatakan dia lega setelah berbicara dengan pacarnya,aku tau itu keputusan dari Lidia sendiri, dan aku berusaha menyemangatinya.

Untunglah, pacar Lidia sangat baik, meskipun sudah tidak berpacaran lagi dengan Lidia, dia selalu menemani dan memberikan dukungan kepada Lidia.


Memasuki bulan 11 tahun 2012, aku mulai merasakan Lidia semakin drop, untuk jalan saja Lidia sangat mudah capek.

dan pada tanggal 8 tahun 2012, aku hanya berdua dengan Lidia di rumah. Mama menghadiri pesta sahabat. sebenarnya mama tidak punya keinginan untuk pergi, tapi Lidia memaksa.

Saat itu Lidia sehariaan memakai selang udara, karena dia sangat sesak. Aku bersama dia di kamar, membantunya ganti pakaian, untuk membuat dia lebih nyaman dengan pakaian bersih.

Saat itu, Lidia sambil terengah-engah mengatakan, "Aku sudah berjuang".

Aku kaget, kenapa Lidia mengucapkan itu?

"Ya... kamu sudah berjuang.." jawabku,

"Aku tidur dulu ya" katanya lagi

 "Ya... tidurlah..." jawabku,

Perasaanku sangat tidak enak waktu itu, aku ingin berteriak, tapi aku tetap berpikir positif.

Beberapa hari sebelumnya, Lidia mengubah foto di Display Picture Blackberry-nya. mengganti dengan foto "I love you, Mom" , dan Lidia tidak pernah menggantinya lagi sejak itu.

Selama beberapa hari ini Lidia tidak tidur terlentang , tapi tidur terlungkup ke depan, dan kaki dilipat, itu membuat nafasnya tidak terlalu sesak.

Namun pada tanggal 10 jam 5 , posisi tidur nya berubah menjadi terlentang. dan saat itu Lidia sudah tidak bisa bicara.

Aku memegang tangannya, sangat dingin, tapi kesadarannya masih ada. Jam 7 pagi, aku naik ke kamar kakak, yang sekamar dengan adik bungsuku, aku memberitahu mereka kalau Lidia sudah tidak bisa bicara.

Kami berusaha memberinya obat bentuk cair, dengan memakai sedotan, tapi Lidia sudah tidak mampu menelannya lagi.

Akhirnya kami semua ke kamar, mama menelepon iparku, memintanya datang untuk membawa Lidia ke rumah sakit. adikku yang tiga saat itu habis melahirkan dan tidak bisa keluar rumah. 

Saat itu, kakakku menangis di luar dan terus berdoa. Aku tetap di kamar, memeluknya. Jam 9 kami membawanya ke rumah sakit di Medan, berharap dokter bisa memberi obat.

Di mobil, aku berdoa, aku tau Lidia sudah tidak sanggup melawan kankernya lagi, aku berdoa, memohon kepada Buddha , jangan membuatnya menderita lagi, aku siap...

Lidia tidur di pangkuaan Mamaku, dan kaki dipangkuanku, aku sempat melihat tangan Lidia bergerak ke atas, seperti mau memegang wajah Mamaku.

Sampai di UGD, dokter segera memeriksanya, memeriksa mata Lidia dengan senter, memompa jantungnya, dan akhirnya, kami menerima keputusan paling menyedihkan... dokter menyatakan Lidia sudah meninggal. 

Mama terus berdiri di sebelah Lidia, membisikkan doa dan pesan-pesan kepada Lidia...Aku tidak tahan melihat semua itu.


Tanggal 9 bulan 12 tahun 2012, perjuangan Lidia berakhir...

1 tahun 8 hari , Lidia berjuang. Cancer mengalahkan badannya, tapi tidak mengalahkan semangatnya.

==

Ada 1 hal yang membuatku tidak enak, yang ternyata juga dirasakan smua anggota keluarga. Lidia suka memesan baju renda-renda berwarna pink. Namun tiba-tiba Lidia memesan baju renda bewarna hitam.

Lidia sangat jarang memakai baju bewarna suram itu, sangat jarang. Namun saat paket berisi baju hitam itu datang, perasaanku sangat tidak enak.

Dan akhirnya baju itu lah yang dipakai terakhir kali nya. Dalam tradisi etnis kami, sebelum di petikan, terlebih dahulu di ganti bajunya.

Baju renda hitam, baju yang kami pakaikan ke Lidia sebelum dipetikan, bersama boneka Hello Kitty pemberian pacarnya di hari Ulang Tahun nya yang terakhir, pada tanggal 31 Oktober 2012.

Hari-hari setelah Lidia di kremasi, aku merasakan hampa, seperti ada yang hilang di hatiku.

Aku selalu diam-diam menangis, memanggil namanya, sampai suatu hari, belum dua minggu sejak Lidia pergi, aku bermimpi.

Aku melihat Lidia duduk di dapur, memakai baju pink , sangat cantik, aku mengandengnya ke kamar. Dan tiba-tiba Lidia menghilang, hanya ada 1 surat di tempat tidurnya,

Meskipun hanya mimpi, aku masih ingat tulisan di surat itu, 

"Mama, Papa dan saudari ku semua,
aku pergi dulu,
terima kasih untuk semuanya,
mungkin kita akan berjumpa lagi di kehidupan yang akan datang"

dan saat itu di dalam mimpiku, ada suara Lidia yang mengatakan, 

"Cie, kamu jangan nangis lagi. Kalau kamu sedih aku juga sedih cie.."

Aku terbangun saat itu juga, dengan posisi tangan seperti memegang surat.

Demi Lidia, aku berusaha tegar, meskipun jujur, tidak mudah. Aku bukan orang yang tegar, sampai hari ini pun, aku masih menangis kalau teringat Lidia.

Penyesalan selalu saja datang terlambat, sampai sekarang aku sangat menyesali, kenapa aku tidak mencium Lidia saat memeluknya dulu?
kenapa aku tidak lebih cepat pulang ke Medan ?


Aku amat sangat merindukannya, aku kangen suara nya , tawanya, senyum nya dan wajah ngambek nya.

Begitu banyak kejadiaan yang dihadapi keluarga kami, di mulai dari sakitnya Lidia, kehilangan paman dan seluruh keluarga paman, dan meninggalnya Lidia.

Pertanyaan seperti 'Kenapa' tidak akan ada jawabannya...
Kenapa semua ini harus terjadi?
Kenapa kami kehilangan begitu banyak orang yang sangat kami cintai?
Pamanku Azen, Istri paman Ana, ketiga anak-anaknya yang masih kecil, nenek pihak mama ku dan adikku..

Dari semua itu, aku sangat menghargai kebersamaan, yang tertinggal sekarang hanyalah kenangan. 

Death can take our loved one, but not our memories...

The time, laugh, and memories are priceless, 
I always love you all...

My beloved Grandma
My beloved Uncle Azen
My beloved Auntie Ana
My beloved little Chelsy
My beloved little Chelson
My beloved little Chester
My beloved Sister Lidia


==